August 25, 2021 Luncurkan Buku Tentara Kok Mikir, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo: Tidak Perlu Baper dengan Judulnya

Luncurkan Buku Tentara Kok Mikir, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo: Tidak Perlu Baper dengan Judulnya

Buku Tentara Kok Mikir: Inspirasi Out of the Box Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo resmi diluncurkan di kantor Lemhannas RI, Jakarta Pusat, Rabu (25/8/2021). Peluncuran buku tersebut dilakukan secara daring dan luring. Buku yang ditulis Bernada Rurit tersebut berisi pengalaman hidup dan pemikiran pemikiran Agus Widjojo yang dikenal sebagai tokoh militer yang dekat dengan berbagai kalangan baik dari militer hingga LSM.

Dalam sambutannya, Agus Widjojo yang juga memiliki andil dalam reformasi di tubuh TNI tersebut mengatakan pemilihan judul tersebut merupakan tanggung jawabnya. Namun demikian, kata Agus, apa yang tertera pada judul tersebut berbeda dari beberapa pandangan terutama dari kalangan tentara. Agus mengatakan, judul tersebut tidak ditujukan kepada tentara secara umum.

Namun demikian, judul buku tersebut merupakan bagian dari pengalaman hidupnya sebagai seorang tentara. Ketika menjadi tentara, kata Agus, sikap yang banyak pertimbangan dan pemikiran kerap dipertanyakan. Di antaranya karena sebagai tentara lazimnya cukup mengikuti perintah yang ada.

"Jadi itu ditujukan kepada saya, bukan kepada tentara. Sehingga juga rekan rekan tentara itu tidak perlu baper kalau judulnya ini Tentara Kok Mikir?" kata Agus Widjojo, Rabu (25/8/2021). Agus mengatakan judul buku tersebut tersebut merupakan kesepakatan tiga pihak yakni dirinya, Bernada Rurit sebagai penulis, dan Penerbit Buku Kompas. Rurit, kata Agus, setuju dengan usul judul tersebut karena menurutnya menarik kalangan milenial.

"Disepakati juga oleh Rurit sebagai penulis. Kenapa? Ini keren Pak Agus. Ini judulnya milenial banget. Milenial suka dengan judul ini," kata Agus menirukan kata kata Rurit kepadanya. Kemudian Penerbit Buku Kompas menurutnya juga setuju dengan judul tersebut karena membuat orang penasaran. "Kesepakatan ketiga dari penerbit Kompas. Kompas mengatakan ini keren. Kenapa? Orang penasaran untuk mengetahui apa isi bukunya. Lantas apa? Orang akan membeli bukunya," kata Agus.

Agus berharap buku tersebut bisa dijadikan bahan pengayaan agar bisa memahami nilai nilai yang perlu dijaga lintas generasi. "Agar kita bisa memahami apa sih sebenarnya nilai nilai dari masa lalu yang tetap harus kita jaga kemudian apa nilai nilai yang harus kita pelihara sebagai jembatan dan apa nilai nilai yang harus kita bangun yang pasti akan berubah," kata Agus. Sementara itu, Rurit dalam sambutannya mengakui judul tersebut menimbulkan kesan yang berbeda beda.

Ia pun mengaku telah berkali kali mengajukan judul. Namun, berkali kali juga ditolak Agus dengan alasan bombastis atau sosoknya terlalu terlihat sempurna. "Ternyata judul ini memang langsung nempel di telinga banyak orang, saya harap isinya juga demikian," kata Rurit.

Ia berharap buku tersebut tidak hanya memenuhi ruang perpustakaan Mabes TNI atau instansi militer lainnya. "Tetapi sosok sosok prajurit yang telah dibukukan bisa memberi warna bagi TNI yang lebih kredibel dan profesional. Dengan buku ini diharapkan pimpinan TNI dapat mengadopsi model kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi saat ini," kata Rurit. Sejumlah teman seangkatan Agus Widjojo di AKABRI 1970 menghadiri peluncuran buku tersebut.

Di antaranya Menteri Koordinator Maritim dan Investasi RI Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan dan Mantan Duta Besar RI untuk Filipina Letnan Jenderal TNI (Purn) Johny Josephus Lumintang. Selain itu, hadir pula Mantan Menteri Luar Negeri RI Hassan Wirajuda, Mantan Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsdya TNI (Purn) Bagus Puruhito, serta adik Agus Widjojo yaitu Nani Sutojo. Turut hadir teman sebangku Agus semasa sekolah yakni Mantan Wakil Ketua Badan Intelijen Strategis TNI AD Mayjen TNI (Purn) Tulus Sihombing.

Juga hadir secara virtual yakni Presiden ke 6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, Dokter Ryu Hassan, Alissa Wahid, dan Sejarawan Baskara Wardaya. Peluncuran buku dimoderatori Glory Ojong dengan menghadirkan narasumber aktivis Dimas Oky Nugroho dan Wapemred Harian Kompas Tri Agung Kristanto.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *